Selasa, 09 Juli 2013

my family is my life

HIDUPKU….SELALU KU SYUKURI  KARENA ALLAH MENJAGAKU
Inilah kisah diriku yang terjebak dalam sebuah perjalanan yang amat rumit. Usiaku 17 tahun umur yang masih muda bukan, banyak yang beranggapan bahwa umur ini kiata bisa merasakan kehidupan yang begitu bahagia masa SMA dan remaja yang penuh dengan lika-liku cinta masa remaja. Tapi hal ini tidak berlaku bagiku seorang windy. Begitu sulit untuk kumenerima kata yang berucapkan / bertuliskan cinta. Aku selu beranggapan saat ini aku nggak butuh yang namanya cinta dari seorang lelaki. Setelah lulus SMP aku memilih menempuh pendidikan di pulau jawa , aku dulu sekolah smp di p.sumatera. saat aku menulis ini masih ingat jelas bagaimana perjuanggan dan perihnya sebuah kehidupan. Aku begitu menutup mata,hati,telinga untuk seorang lelaki karena aku harus focus pada pendidikanku aku ngggak mau mengecewakan ortu yang aku tahu bagaimana perjuannganya untukku, aku begitu ingin mengggapai kesuksesanku. Bagaimana rasa sakitnya dihina,dicaci,dan semuanya tentang keluargaku. Cerita ini beraawal, orang tua ku adalah seorang pengusaha tahu,ketika orang tuaku  terpuruk dalam lilitan hutang,aku tahu bagaimana begitu banyaknya bank – bank yang dating setaiap harinya untuk menagih orangtuaku. Gali lubang tutup lubang itulah yang dilakukan agar usaha kami tetap berjalan. ketepurukan itu semakin jelas membuat ibuku mengambil langkah untuk menelpon nenekku yang dada di sumatera untuk membantu dalam mpemecahan masalaah keuangan ini.waktu itu aku masih kelas 6 SD.
Hari kelulusan SD tiba aku berhasil lulus dan mendapatkan juara 2 waktu itu. Pagi hari ketika aku akan berangkat sekolah nenekku datang  dari sumatera ,awalnya aku mengira hanya kan mengajak ayahku saja tetapi kami sekeluaraga akan pergi ke sana. Aku tidak percaya bahwa hari itu adalah hari hari terakhirku dengan keluargaku.
Perjalanan yang amat panjang telah kami tempuh 3 hari perjalanan darat. Aku masuk di seskolah SMPN BUMI MAKMUR awlnya kau begitu kaget dengan semua perubahan yang kita alami mulai dari daerahnya,budaya,adat,bahasa. Begitu asing hampir setiap malam sebelum tidur aku selalu menangis bagaimana tidak tidak daa listrik dan begituuuuu jauh aku bagaikan berada di tempat yang begitu aneh dan seperti mimpi buruk. Kehidupan kami begitumiris orang tuaku bingung akan melakukan apa sedangkan aku focus sekolah walau dengan perasaaan sedih.semua yang aku punya rumah, kendaraan dan keluarga ,teman ,semuanya berubah menjadi suatu hal yang tak pernah kubayangkan. Bagaikan mimpi buruk, aku juga kasiaan dengan orangtuaku yang begitu keras bekerja ,aku merasa sedih saat aku tahu ibu menangis dengan apa yabg terjadi. Kebiaasaan tinggal dirumahdengan semua fasilitas lenyapentah kemana berubah menjadi hanya suara jangkrik dan hewan – heawan aneh.ibu selalu bercerita kepadaku walaupun saat itu aku sorang anak 12 th tapi aku tahu bagaimana perasaan ibu ,bagaimana semua orang di desa ku yang akau tinggalkan menghina bagaimana keluargaku begitu buruk dimata mereka bahkan kotoranpun masih lebih wangi dari pada nama bapak dan ibuku.keluarga yang mingggat karena tidak mampu membayar hutang yang begitu banyak minggat, hutangya begitu banyak sampai apapun yang dipunya tidak akan cukup untuk membayar. Begitu perih hatiku mendengar semua ucpan tetanggaku waktu itu,semua orang membicarakan bapakku dengan  menghina ia tidak akan pernah bisa membayar hutang dengan tahu mau bayar utangmu? Disekolah kau cukup berprestasi aku mendapatkan batuan siswa miskin ,awalnya aku begitu malu bagaimana bisa?dulu aku begitu berkecukupan. Tapi sekarang semua telah berubah ,aku mulai mendapatkan teman. Tapi dalam hati kau selalu betekada untuk terus focus sekolah menjadi yang terbaik.

Aku merasakan bagaimana rasanya tinggal di gubuk yang berdindingkan kardus ,malam hari aku merasa kedinginan dan basah saat hujan.begitu malu aku pada teman-temanku tapi aku tetap bertekad kuat untuk sabar dan tabah.  Kumulai menjalani semangat hidup ini dengan senyuman ,demi orang tua yang banting tulang dan ingin kutunjukkan kepada semua orang yang ada di Jawa bahwa kami bisa sukses. Beban hidup keluargaku memang berat menjalani hidup di daerah yang tidak pernah dikenal jauh berbeda dengan kehidupan ku sebelumnya. Mungkin inilah jalan yang di takdirkan Allah untuk keluargaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar