HIDUPKU….SELALU KU SYUKURI
KARENA ALLAH MENJAGAKU
Inilah kisah diriku yang terjebak dalam sebuah perjalanan
yang amat rumit. Usiaku 17 tahun umur yang masih muda bukan, banyak yang
beranggapan bahwa umur ini kiata bisa merasakan kehidupan yang begitu bahagia
masa SMA dan remaja yang penuh dengan lika-liku cinta masa remaja. Tapi hal ini
tidak berlaku bagiku seorang windy. Begitu sulit untuk kumenerima kata yang
berucapkan / bertuliskan cinta. Aku selu beranggapan saat ini aku nggak butuh
yang namanya cinta dari seorang lelaki. Setelah lulus SMP aku memilih menempuh
pendidikan di pulau jawa , aku dulu sekolah smp di p.sumatera. saat aku menulis
ini masih ingat jelas bagaimana perjuanggan dan perihnya sebuah kehidupan. Aku
begitu menutup mata,hati,telinga untuk seorang lelaki karena aku harus focus
pada pendidikanku aku ngggak mau mengecewakan ortu yang aku tahu bagaimana
perjuannganya untukku, aku begitu ingin mengggapai kesuksesanku. Bagaimana rasa
sakitnya dihina,dicaci,dan semuanya tentang keluargaku. Cerita ini beraawal,
orang tua ku adalah seorang pengusaha tahu,ketika orang tuaku terpuruk dalam lilitan hutang,aku tahu
bagaimana begitu banyaknya bank – bank yang dating setaiap harinya untuk
menagih orangtuaku. Gali lubang tutup lubang itulah yang dilakukan agar usaha
kami tetap berjalan. ketepurukan itu semakin jelas membuat ibuku mengambil
langkah untuk menelpon nenekku yang dada di sumatera untuk membantu dalam
mpemecahan masalaah keuangan ini.waktu itu aku masih kelas 6 SD.
Hari kelulusan SD tiba aku berhasil lulus dan mendapatkan
juara 2 waktu itu. Pagi hari ketika aku akan berangkat sekolah nenekku datang dari sumatera ,awalnya aku mengira hanya kan
mengajak ayahku saja tetapi kami sekeluaraga akan pergi ke sana. Aku tidak
percaya bahwa hari itu adalah hari hari terakhirku dengan keluargaku.
Perjalanan yang amat panjang telah kami tempuh 3 hari
perjalanan darat. Aku masuk di seskolah SMPN BUMI MAKMUR awlnya kau begitu
kaget dengan semua perubahan yang kita alami mulai dari daerahnya,budaya,adat,bahasa.
Begitu asing hampir setiap malam sebelum tidur aku selalu menangis bagaimana
tidak tidak daa listrik dan begituuuuu jauh aku bagaikan berada di tempat yang
begitu aneh dan seperti mimpi buruk. Kehidupan kami begitumiris orang tuaku
bingung akan melakukan apa sedangkan aku focus sekolah walau dengan perasaaan
sedih.semua yang aku punya rumah, kendaraan dan keluarga ,teman ,semuanya
berubah menjadi suatu hal yang tak pernah kubayangkan. Bagaikan mimpi buruk,
aku juga kasiaan dengan orangtuaku yang begitu keras bekerja ,aku merasa sedih
saat aku tahu ibu menangis dengan apa yabg terjadi. Kebiaasaan tinggal
dirumahdengan semua fasilitas lenyapentah kemana berubah menjadi hanya suara
jangkrik dan hewan – heawan aneh.ibu selalu bercerita kepadaku walaupun saat
itu aku sorang anak 12 th tapi aku tahu bagaimana perasaan ibu ,bagaimana semua
orang di desa ku yang akau tinggalkan menghina bagaimana keluargaku begitu
buruk dimata mereka bahkan kotoranpun masih lebih wangi dari pada nama bapak
dan ibuku.keluarga yang mingggat karena tidak mampu membayar hutang yang begitu
banyak minggat, hutangya begitu banyak sampai apapun yang dipunya tidak akan
cukup untuk membayar. Begitu perih hatiku mendengar semua ucpan tetanggaku
waktu itu,semua orang membicarakan bapakku dengan menghina ia tidak akan pernah bisa membayar
hutang dengan tahu mau bayar utangmu? Disekolah kau cukup berprestasi aku
mendapatkan batuan siswa miskin ,awalnya aku begitu malu bagaimana bisa?dulu
aku begitu berkecukupan. Tapi sekarang semua telah berubah ,aku mulai
mendapatkan teman. Tapi dalam hati kau selalu betekada untuk terus focus
sekolah menjadi yang terbaik.
Aku merasakan bagaimana rasanya tinggal di gubuk yang
berdindingkan kardus ,malam hari aku merasa kedinginan dan basah saat
hujan.begitu malu aku pada teman-temanku tapi aku tetap bertekad kuat untuk
sabar dan tabah. Kumulai menjalani
semangat hidup ini dengan senyuman ,demi orang tua yang banting tulang dan
ingin kutunjukkan kepada semua orang yang ada di Jawa bahwa kami bisa sukses.
Beban hidup keluargaku memang berat menjalani hidup di daerah yang tidak pernah
dikenal jauh berbeda dengan kehidupan ku sebelumnya. Mungkin inilah jalan yang
di takdirkan Allah untuk keluargaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar